Burung Pelatuk

Mematuk 20 kali per detik! Itulah salah satu ciri khas dari burung pelatuk yang memiliki kebiasaan unik. Dimana burung ini gemar mengeluarkan suara mematuk dalam hitungan cepat saat berada diatas pohon dan mencari makan.

Admin tidak akan menyebutkan kata woody woodpecker yang merupakan tokoh kartun animasi dengan karakter burung pelatuk. Karena memang sudah banyak website yang menggunakan nama tokoh tersebut.

Namun, dalam artikel ini admin akan menjelaskan secara rinci mengenai kebiasaan burung jenis pelatuk. Kemudian mengupas sejarah nama burung ini kenapa disebut dengan istilah pelatuk. Jadi, simak terus artikelnya sampai selesai!

Burung Pelatuk

Burung Pelatuk Sebagai Karakter Kartun Woody Woodpecker

Burung pelatuk memang menginspirasi tokoh kartun dengan karakter pelatuk bernama woody woodpecker. Dimana karakter tersebut benar adanya dan memang mirip kebiasaannya yang suka mematuk dalam tempo cepat.

Perlu kamu tahu, bahwa burung jenis pelatuk ini masuk dalam kerajaan animalia dari filum chordata dan kelas aves. Burung satu ini memiliki ordo piciformes yang berasal dari keluarga picidae.

Dengan jumlah spesies yang cukup banyak mencapai angka 218 jenis termasuk yang memiliki paruh berwarna gading.

Menariknya lagi, burung satu ini memiliki bentuk kaki dengan istilah zigodaktil. Yakni kaki 4 jari, dengan 2 jari mengarah ke belakang dan 2 jari lainnya mengarah ke depan.
Keempat jari dari burung ini mampu mengadaptasi dan mencengkram pada permukaan pohon yang vertikal.

Burung Pelatuk Dikenali Dari Suara Tuk-Tuk Rapat!

Mengenali ciri khas dari burung pelatuk ini sebenarnya mudah dan dapat diketahui dari kebiasaannya. Pada umumnya, burung ini sering mengeluarkan suara mematuk dalam tempo yang rapat saat mencari makan diatas pohon kering. Sehingga suara mematuk tersebut terdengar jelas.

Perlu kamu tahu, bahwa banyak sekali jenis unggas kicau yang tersebar dan memiliki habitat di negara Indonesia.

Kemudian, hampir rata-rata burung kicau yang ada bagus untuk dipelihara atau bahkan dijadikan sebagai masteran untuk burung lainnya.

Kita anggap saja saat ini kamu semua sedang berada pada alam bebas, baik hutan ataupun lahan pertanian dengan pohon yang banyak. Kemudian, ditengah-tengah aktivitas kamu mendengar suara tuk-tuk yang rapat seperti sedang mematuk sesuatu.

Dari ciri khas suara semacam ini, mungkin bukan kicauan yang merdu. Namun, akan menarik saat kamu jadikan sebagai variasi suara burung lain yang diandalkan misalnya murai batu.
Kamu harus tahu, bahwa tuk-tuk dalam tempo yang rapat tersebut adalah suara dari burung pelatuk yang sedang mencari makan diatas pohon. Terdengar rapat, karena memang burung satu ini mampu mematuk dengan kuat dan rapat untuk menikmati santapannya.

Jika suara ini kamu jadikan sebagai masteran burung kicau lain. Maka kamu akan mendapatkan tambahan nilai saat ikut dalam kontes atau lomba kicau.

Karena suara semacam ini hanya ada dan dikeluarkan oleh burung jenis pelatuk saja. Artinya, pelatuk merupakan salah satu yang bagus untuk dipelihara sebagai masteran.

Ciri-Ciri Burung Pelatuk Di Alam Bebas

Bukan burung pelatuk tetapi orang memukul kayu! Bisa saja ini terjadi saat kamu mendengar suara tuk-tuk. Namun, pelatuk mengeluarkan tuk-tuk rapatnya saat menikmati makanan yang ada pada pohon kering atau bahkan pohon yang masih hidup.

Suara ini tidak akan sama dengan suara orang memukul kayu, karena mungkin tidak akan mengeluarkan suara rapat seperti pelatuk.

Nah, ada beberapa ciri-ciri dari pelatuk yang bisa kamu kenali secara mudah, seperti:

1. Jari kaki 2 mengarah ke depan, dan 2 ke belakang.

2. Mampu berpegangan di permukaan vertikal.

3. Menggenggam atau bertengger dengan kuat.

4. Beberapa spesies memiliki 3 jari kaki.

5. Mematuk pohon adalah alat komunikasi kepemilikan daerah.

6. Gemar mencari larva serangga di bawah kulit kayu.

7. Memahat kayu sampai menciptakan terowongan.

8. Pelatuk memiliki warna coklat, merah, hitam, putih, kuning, orange, hijau, dan keemasan.

9. Memiliki lidah panjangnya mencapai 10 cm.

10. Memiliki paruh tajam seperti alat pahat.

11. Mematuk hingga 20 kali per detik per hari.

12. Tempurung kepalanya sangat keras.

Selain beberapa ciri diatas, pelatuk juga memiliki kebiasaan lain, dan merupakan jenis burung yang monogami. Saat berkembang biak, burung ini akan tinggal bersama pasangannya dalam satu sarang yang sama.

Pasangan pelatuk akan membuat sarang bersamaan dan mengerami telur hingga menetas. Kemudian pelatuk akan bekerja sama untuk membesarkan anakan sampai bisa terbang dan mandiri.

Burung ini mampu menghasilkan telur dalam jumlah hingga 5 butir. Lalu, telur tersebut akan dierami indukannya sampai 2 minggu hingga menetas menjadi anakan pelatuk.

Saat mencari makan di alam bebas, pelatuk gemar menyantap serangga atau jenis invertebrata yang lain. Umumnya burung satu ini akan mencari makan pada pohon hidup atau yang sudah mati. Dimana makanannya terletak dibawah kulit kayu.

Jenis serangga yang disukai oleh pelatuk seperti ulat, laba-laba, semut, rayap, kumbang, dan juga pengerat kecil.

Tidak hanya itu saja, pelatuk juga gemar memakan buah-buahan, getah pohon, bahkan kacang-kacangan yang ada di alam bebas.

Penyebaran & Habitat Burung Pelatuk

Saat ingin mencari atau menemukan burung pelatuk, kamu bisa pergi ke hutan belantara yang banyak kayu-nya. Dimana burung ini kerap membuat tempat tinggal juga diatas pohon.

Tetapi ada juga jenis pelatuk yang tidak tinggal di hutan atau di atas pohon. Beberapa spesies juga bisa hidup di bukit berbatu bahkan di gurun pasir.

Perlu kamu tahu, bahwa burung ini memiliki banyak jenis spesies yang mencapai ratusan dan tersebar di berbagai benua. Burung ini tersebar didunia kecuali pada wilayah Madagaskar, Selandia Baru, dan Australia.

Beberapa spesies pelatuk seperti picus viridis, picus vittatus, picus xanthopygius, picus chlorolophus, picus puniceus, picus squamatus, dan picus awokera. selain itu ada juga spesies picus viridis, picus sharpei, picus vaillantii, picus ranieri, picus erythropygius, dan picus canus.

Berbagai Jenis Burung Pelatuk Yang Ada Di Indonesia

Khusus di Indonesia, ada juga beberapa jenis pelatuk yang memiliki habitat dan berkembang biak. Kamu bisa menemukannya saat masuk ke hutan atau wilayah pertanian dengan banyak pohon. Atau melihatnya pada pohon mati yang dihuni oleh sarang semut atau serangga lainnya.

Beberapa pelatuk di Indonesia, adalah:

• Tunggir emas

Merupakan jenis pelatuk dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari jenis yang lain. Warna bulu pada pelatuk ini didominasi oleh kuning emas.

• Ulam

Menjadi jenis pelatuk bisa dijumpai dengan mudah saat berada di alam bebas atau hutan. Menariknya, jenis ini bisa mengeluarkan suara tuk-tuk yang lebih nyaring. Untuk warna pada pelatuk satu ini didominasi oleh hitam.

Bawang

Pelatuk bawang memiliki warna dan jambul menawan. Bagian jambul berwarna merah, dan bulu tubuhnya warna hijau. Jenis pelatuk satu ini juga bisa kamu pelihara sebagai burung rumahan atau bahkan dijadikan untuk masteran.

Tidak heran jika kita kerap menemukan burung pelatuk yang menjadi peliharaan para pecinta kicau. Dimana burung ini memang bagus untuk dijadikan sebagai masteran burung kicau lainnya. Selama kamu merawatnya, sebaiknya taruh sepotong kayu dalam sangkar agar burung bisa mematuk sesuka hati.

Related Posts
Burung Bubut
Burung Bubut

But…but…but…but…! Suara khas dari burung bubut yang sangat sering terdengar ketika kita berada dalam hutan sekunder maupun primer. Burung dengan Read more

Burung Siri-Siri
Burung Siri-Siri

Masteran terbaik burung siri-siri! Masih menjadi andalan beberapa pecinta kicau yang memeliharanya sebagai masteran. Tentu saja karena suara siri-siri ini Read more